Arsip Blog

Kamis, 27 Agustus 2015

Belajar memberi dengan sempurna.




Ketika sebuah kapal besar yang kamu tumpangi bersiap untuk berlayar mengarungi samudera yang luas, dan pada saat itu  kamu sebagai penumpang belum siap dan belum memiliki bekal yang banyak untuk menjalani hidup selama berlayar dan sesudahnya apa yang akan kamu lakukan, apakah kamu akan tetap ikut berlayar, atau memilih tertinggal oleh awak kapal tersebut. Yaa itu pilihan dirimu sendiri, kamu tahu mana yang terbaik untuk kamu. Jika kamu ikut berlayar maka kamu akan berusaha bekerja keras mencari bekal bersama-sama dengan penumpang yang lain, kamu akan belajar tentang perjuangan, bahkan kamu bisa saling memberi kasih sayang dan saling memaafkan, sehingga semua itu akan menjadi bekal buat kamu melangkah lagi setelah kamu keluar dari kapal tersebut, dan ketika kamu memilih utuk tertinggal maka kamu harus bersiap untuk berjuang sendiri, jika tidak sendiri ya mungkin kamu akan hidup dengan gaya kamu sendiri tanpa mengetahui dan memahami apa arti dari kamu hidup dengan orang banyak.
Begitupun aku, aku memasuki kapal IMM dengan segala kekurangan, dengan bekal ilmuku yang masih sangat sedikit, aku memasuki IMM itu dengan pasti, dengan keyakinan bahwa aku akan belajar didalamnya pada teman-teman yang lain, awalnya aku ingin mundur karena aku merasa bahwa aku tidak mengetahui apa itu IMM, tapi setelah aku merenung “aku ada dimana, dan baiknya bagaimana” aku memilih untuk tetap berlayar dengan IMM. Aku berniat untuk aku bisa mendapatkan sesuatu didalamnya. Setelah berjalan cukup jauh aku merasa bahwa aku bukan harus mendapatkan tapi aku yang harus memberi pada IMM. Memberi apa? Aku bingung, setelah aku belajar dan mengenal beragam manusia lainya aku mengerti, aku bisa memberikan seluruh hidupku untuk IMM karena IMM lah salah satu tempatku berproses untuk menjadi wakil dan hamba-Nya. Aku yang masih minim pengetahuan harus sadar bahwa aku butuh pengetahuan, aku butuh banyak belajar dengan orang-orang disekitarku, aku harus belajar memahami mereka, bukan harus selalu dipahami.
Aku berada dalam ikatan ini harus dengan sepenuh hati, mengorbankan semua yang aku punya dengan ketulusan. Hidup dengan mereka adalah salah satu anugerah Alloh yang terindah. Aku harus terus belajar, menggali kebaikkan-kebaikkan dari mereka untuk mengoreksi diriku yang jauh dari kesempurnaan ini. Aku dengan segala kekurangan harus sadar bahwa aku harus banyak diam dan mendengarkan ketika mereka memberikan wejangan. Aku yang masih jauh dari kategori berilmu ini harus sadar diri, melatih diri untuk menjadi pendengar yang baik, berusaha  untuk selalu dapat mengambil hikma dari setiap keadaan dan kegiatan yang ku lakukan dengan mereka.
Aku berharap, suatu hari nanti aku dapat mengerti sejatinya perjuangan dengan mereka adalah sebuah apisode yang indah dengan segala peristiwa yang ada didalamnya. Episode belajar memahami, belajar mencintai dengan sepenuh dan setulus hati ini, untuk ikatan yang sederhana ini, mencintai dengan cara yang sempurna meskipun aku tak sempurna.
“Kita sederhana mempersembahkan yang sederhana untuk ikatan yang sederhana namun cinta yang luar biasa...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar